*Ilustrasi oleh: Surya Gemilang
SEBUAH DONGENG BERLATAR
SUATU
KOMPLEKS PERUMAHAN
di
sebelah selatan pak marjoko sedang
bermandikan
awan-gemawan di berandanya
yang
penuh debu. ia begitu berbahagia
walau
bau busuk selokan yang jadi pagar
kedua
bagi rumahnya acap menemani.
di
sebelah timur bu mariyem sedang
bertengkar
dengan si tukang sayur,
meributkan
filsafat maut dan kehidupan
yang
beranjak busuk mengikuti sayur-
mayur
di keranjang.
di
sebelah barat seorang filosof sedang
membakar
diri di tempat sampah sehabis
puas
bercinta dengan tante tina di semak-
semak
berapi.
di
sebelah utara suami tante tina sedang
mencincang
sesosok malaikat yang
kebetulan
jatuh di halaman belakang
rumahnya;
“lumayanlah buat makan
malam
nanti,” ia berujar.
di
tengah-tengah aku sedang
memburu
makam cinta kita.
Denpasar, 2015
ROMANSA BENDA MATI
jendela
di kamarku sangat mencintai
jam
dinding di kamar tetangga; entah
bagaimana,
padahal kedua pihak tiada
pernah
saling bertemu. jendela di kamarku
selalu
merasa diperhatikan oleh
jam
dinding di kamar tetangga; terbukti
dari
jarum detik jam dinding itu
yang
selalu menghitung maju setiap
rintik-rintik
hujan terserap pori-
pori
kaca jendela. dan aku terpana
menyaksikan
kabut romansa yang
konon
beracun melalui muka kacanya.
jam
dinding di kamar tetangga tak sudi
mencintai
jendela di kamarku
sebab
tugas mereka berbeda: jam dinding
mesti
mengukur langkah waktu, jendela
mesti
membingkai pemandangan untuk
digerogoti
bola-bola mata. jam dinding
di
kamar tetangga selalu berusaha
menunjukkan
bahwa ia tak bisa membalas
cinta
si jendela; terbukti dengan selalu
menghitungnya
ia detik demi detik tiap
pori-pori
kaca jendela di kamarku
menyerap
rintik-rintik hujan, menanti kesadaran.
dan
aku terpana menyaksikan kabut patah hati
yang
konon baik dihirup untuk perkuat niat juang.
Denpasar, 2015
SAJAK LAYAR KOMPUTER
ia
selalu muncul di layar komputerku,
menghalangi
rangkaian kalimat sajak
yang
kupahat-pintal serapi mungkin.
melalui
layar komputerku, kulihat ia sibuk
mencari
teori-teori filsafat manusia di
recycle
bin. lelah mencari, ia akan menyusup
ke
microsoft word dan mendaki
bukit-bukit
kalimat
puisi dan prosa. kala mati listrik,
layar
komputer padam, ia mendadak ingin
menjelma
manuskrip novel sastra yang tak
kunjung
kelar kukerjakan hingga detik ini,
3
Desember 2015. kala listrik menyala kembali,
ia
ingin menjelma aku yang kerap
mengukir
rangkaian kalimat puisi
dan
prosa di layar komputer.
Denpasar, 2015
*Catatan: ketiga puisi ini dimuat di Buletin Sastra & Budaya "Kanal" Edisi III.