*Sumber Gambar: Pinterest
Fragmen tentang Api
api di dadamu
membakar bunga dan kata
di lidahku
malamnya aku bermimpi
tentang sinta yang dibakar
dan rama menjilat abunya
semasih panas
(Jakarta, Mei 2019)
Fragmen tentang Air
aku tenggelam
dalam ludahmu:
namaku tisu
menyerap air.
tapi tak apa:
aku semakin mudah
membayangkan kau
menjilat tubuhku.
(Jakarta, Mei 2019)
Sepasang Kekasih, Putus
kita tak tahu: bumi-kah lepas dari
orbitnya
atau orbit yang terhapus
kita tak tahu: kenapa pohon yang
menyerap
darahmu kini terbakar dan hangus
kita tak tahu: pikirankah yang membeku
atau waktu mendadak kaku
kita tak tahu: kenapa tuhan, ketika
menyamar
sebagai ilmuwan penemu, mengatakan bahwa
dunia tak pernah baru
(Jakarta, Mei 2019)
Menyiapkan Kematian
sabit maut menancap di kepalamu
nyawa masih merah ceri
terkurung lingkaran api
tapi kau tahu hujan
akan tiba tak lama lagi
maka kau mempercepat langkah
menuju rumah demi rumah
para teman pun saudara
mencari pisau-pisau kautancap
pada pucat tetubuh itu
sebab kini kaupaham:
pisau-pisau mestinya kausimpan
hingga mati, sebab jalan menuju akhir
dipenuhi tali-tali ajaib melintang
menghalang jalan
tali-tali menghanguskan setiap
bilah menyentuhnya
*
kau hanya belum paham:
pisau-pisaumu adalah benda ajaib
yang mudah larut di dalam daging
(Jakarta, Mei 2019)
Liburan yang Ganjil
saat kau tidur telungkup, pesawat landing
di punggungmu, aku turun dengan koper
yang roda-rodanya menggelitik kulitmu sampai
di puncak pantat, aku mendirikan tenda
biru,
menancapkan empat pasak, membuat api
unggun,
dan menghangatkan diri sambil menenggak ciu.
hingga berjam-jam kemudian, aku tak bisa
tidur; dengkurmu tak kunjung libur.
kemudian
aku menoleh ke mulut gua itu; setengah
mabuk,
dengan sebatang kayu terbakar, aku pun masuk
ke situ. liburanku berakhir dengan berembusnya
udara busuk, membuat api yang kubawa membesar
ke mana-mana, melahapku sekujur tubuh.
(Jakarta, Juni 2019)
*) Puisi-puisi ini dimuat di Becik.id pada 25 Juli 2020.