Senin, 15 Oktober 2018

CELENGAN TANAH LIAT


*Sumber Gambar: www.berfrois.com



Masalah Radio


radio selalu mengikutimu. kau tak tahu apakah ia berkaki
tapi ia selalu ada di sekitarmu - entah itu di toilet umum,
di meja makan kantin kampusmu,
di antrean menuju atm saat kau mesti membayar sisa hidupmu,
bahkan di dalam kekosongan mimpi dan batok kepalamu.

radio selalu mengikutimu, dan perlahan-lahan menjadi
bagian tubuhmu. kau pun mulai mencoba membalas
segala kata dari mulutnya, tanpa menyadari bahwa radio
telinga pun tiada punya.

(Jakarta, April 2018)




Senapan


dan di malam yang panas ini
tubuhku digenggam
untuk kesekian kali

dan di malam yang jahanam ini
kudengar lagi ada yang memohon
ampunan pada sang tuan
yang menguasaiku sepenuhnya

dan di malam yang mulai mendung ini
lelaki itu memohon agar tak dihujani peluru
dari tubuhku, sembari menghujani tanah
dengan air mata penyesalan
yang hampir sehangat moncongku

dan di malam yang mulai hujan ini,
untuk kesekian kalinya,
disadarkannya bahwa aku hanyalah

alat untuk memuntah peluru
tanpa bisa memuntah
air mata
saban sebutir peluru

termuntah
menembus
tubuh
yang
tunduk

*
dan di malam yang mulai pergi itu
sengsara datang kala aku diistirahatkan:

menanti tangan dinginnya
kembali menggenggamku

(Jakarta, Juli 2018)




Celengan Tanah Liat

meski tubuhnya hanya separuh isi
ia tahu bahwa tak lama lagi
setelah terdengar erang
dari usia yang tipis

tubuhnya akan menemu takdir
yang dulu pernah hampir hadir:
dipecahkan dengan harap

usia menebal, meski maut tetap beribu kali
lebih liat ketimbang tanah yang membuat

dirinya ada

(Jakarta, Agustus 2018)



*) Catatan: Puisi-puisi ini dimuat di Kompas pada 13 Oktober 2018.
*) Catatan 2: Puisi Senapan, sebelum dikirim ke Kompas, telah disunting oleh Mas AYE ketika saya mengikuti program Diskusi Intensif Puisi.
*) Catatan 3: Puisi Masalah Radio berjudul asli Permasalahan Radio, namun telah disunting oleh pihak redaktur karena suatu alasan. Selain itu, paragraf pertama juga telah disunting oleh pihak yang sama.

Tidak ada komentar :