Minggu, 18 Februari 2024

ORANG-ORANG DI BUNGKUS ROKOK; dan Puisi-Puisi Lainnya


*Sumber Gambar: Basabasi.co



Orang-Orang di Bungkus Rokok

 

semua pergi ke tempat yang sama:

si penderita kanker paru-paru

si penderita kanker mulut dan tenggorokan

juga seorang ayah yang merokok

seraya menggendong bayinya

—mereka semua, setelah aib terpajang

di bungkus-bungkus rokok

dan hampir tak membuat siapa pun takut,

akhirnya pergi ke surga yang sama,

kerajaan di dalam sebungkus rokok,

di mana batang-batang rokok

tak lain pilar-pilar istana olimpus,

dan bayi itu, yang kini beranjak dewasa,

menyulut sesajen di sela bibirnya

dan para penghuni surga

duduk santai bersandar di pilar

mengembuskan asap ke langit-langit

tak takut pada ujung-ujung cakar cukai

 

(Jakarta, Agustus 2023)




Sekumpulan Ikan


mungkin kau manusia

tapi bagian-bagian tubuhmu

tak lain sekumpulan ikan

yang tak pernah belajar

untuk tak melahap kail


matamu melahap kail

yang menjulur dari layar ponselmu

telingamu melahap kail

yang menjulur dari mulut para tetangga

kakimu melahap kail

yang menjulur dari etalase toko sepatu

di sebuah mall pada minggu yang membosankan


dan tak jarang di minggu lain

yang sama saja membosankannya

jari-jarimu melahap kail dari

pesan whatsapp atasanmu

dan otakmu melahap kail dari

bayang-bayang tentang sederet angka

yang tiap hari memasukkan tangan dinginnya

ke saku celanamu


dan kail-kail lain tak berhenti menjulur:

semua merampas perutmu, pahamu,

dadamu, detak jantungmu,

kuku-kukumu, ketiak basahmu,

hingga pada akhirnya

sekumpulan ikan yang menjadikanmu manusia

berakhir di piring-piring berbeda


dan di tengah hiruk-pikuk yang gelap

tersisa sendiri hatimu

mungil dan menjijikkan

di mata merahnya terpantul

mata kail berlumur darah


(Jakarta, September 2023)




Film Rekomendasimu


hanya berisi lesatan-lesatan peluru

dan hero meninggalkan

bangunan meledak

seperti seribu satu film yang lalu

dan aku menguap di depan laptop

tapi bayanganmu

selama satu jam empat puluh menit

mendekapku seerat rompi antipeluru

ketika to do list hari esok

mengintip dari jendela kantor

membidik jendel kamarku


(Denpasar, April 2023)




Bahasa Dalam Lapisan Termosfer


mereka yang hidup dalam termosfer adalah

para penjarah, selalu melompat ke atap

setiap kata yang berlalu lalang

dan mengoyaknya sedemikian rupa

untuk turun ke ruang utama

dan mencuri apa pun yang kata-kata bawa.


beberapa penjarah kabur dengan membiarkan

kata-kata kembali melintas dalam keadaan kosong;

beberapa penjarah mengganti emas dengan tahi

atau kelopak-kelopak mawar dengan darah

sebelum kabur.


mereka yang hidup dalam termosfer adalah

para penjarah, yang membuatmu semakin membenciku

dan aku semakin membencimu

sebab kata-kata tak lagi berbunyi

atau membuat kita bergidik jijik.


maka baiknya kita banting ponsel masing-masing

dan tidur

atau habisi jarak sialan ini

dengan pesawat atau apa pun

lalu sembunyi 

dalam selimut yang sama

dan biarkan kata-kata melompat

dari mulutmu

langsung ke kupingku.


(Jakarta, Mei 2023)




*) Puisi-puisi ini dimuat di Basabasi.co pada 9 Januari 2024.

Tidak ada komentar :